Aku
gak tau harus mulai ini dari mana. Bukan karena terlalu banyak, hanya bingung
ingin memulainya. Bukan sebuah caci maki, hanya ungkapan. Bukan dendam, hanya
sedikit kecewa. Aku tau posisiku di rumah ini hanya menumpang. Dia sangat baik
karena mau menampungku disini. Tapi bukan berarti semua dapat dilakukan. Tidak.
Dia gak pernah melakukan kekerasan fisik, namun psikis.
Mengapa
semua yang terjadi di rumah ini menjadi salahku? Aku tentu tak dapat memegang
kendali semua. Saat aku memutuskan sesuatu, Dia bilang aku bukan orang yang
punya rumah ini. Saat aku hanya mengikuti, Dia bilang aku tidak punya
inisiatif. Jadi aku harus bagaimana?
Mungkin
posisiku di rumah ini lebih rendah dari pembantu. Semua kesalahan mereka
dilimpahkan kepadaku. Seolah-olah aku yang mengerjakan. Aku harus
bertanggungjawab atas apa yang terjadi di rumah ini entah siapapun yang
melakukan. Hukuman harus aku yang menerima. Caci dan maki selalu menjadi
santapan.
Aku
tidak mempermasalahkan itu. Namun saat itu bukan terjadi karena ulahku tentu
aku ingin memberontak. Dan sekali lagi Dia benar, aku tak punya daya apapun
karena sekali lagi aku menumpang disini. Namun itu bukan berarti semua harus
terjadi bukan? Mengapa tak sekalipun dia mampu mendengarkan ucapan orang lain?
Aku
hanyalah anak muda biasa yang ingin memiliki kesempatan untuk mengekspor diri. Semua
harus aku korbankan karena peraturan Dia yang terlalu ketat diterapkan padaku. Aku
tau maksud Dia baik, namun bukankah masih ada cara lain. Bukan dengan mencaci.
Aku
memang melakukan banyak hal yang Dia tidak tau. Namun itu tak pernah melanggar
hukum apapun. Baik itu hukum pidana, susila maupun sosial. Semua masih dalam
taraf wajar. Semua masih berjalan di rel yang seharusnya. Hanya sedikit
bersenang-senang dengan teman-teman. Apa itu salah?
Terlepas
dari semua itu. Aku tidak suka bila Dia menceritakan hal buruk tentang orang
tuaku. Apa Dia tidak sadar? Aku ini anaknya. Apapun yang terjadi aku tetap
anaknya. Bukan menutup mata akan yang terjadi, tapi aku rasa aku tak perlu tau
itu. Yang kutau orang tua ku yang berjuang mati-matian. Bercucuran keringat dan
air mata. Kaki jadi tangan, tangan jadi kaki. Semua dilakukan untuk kami. Jangan
pernah menceritakan apapun klo gak tau yang sudah kami lewati.
Dia
sering bilang klo otakku dimana, ragaku dimana. Ya Dia benar. Otakku tak lagi
disini. Konsentrasiku buyar. Aku stress. Mungkin tahap ingin gila. Tekanan yang
diberikan tidak sepenuhnya dapat kuterima. Apa aku salah? Kenapa Dia gak bunuh
aja aku sekalian? Setidaknya melepaskan bebannya dan juga tidak menambah beban
orang tuaku yang kata Dia berengsek itu.
Aku
bertahan disini karena mereka. Dia salah klo mengira aku ingin pergi dari sini.
Aku ingin pergi dari dunia ini. Agar tak menjadi beban siapapun. Sering terlintas
dalam benakku untuk mengakhiri semua. Tapi apa aku sanggup melihat air mata
orang tuaku? Apa aku sanggup mengecewakan mereka? Akankah aku mampu bertahan
dilangkah terakhir ini?
Gak tau asal muasal dari mana kita bisa berteman dekat. Yang pasti aku bersyukur banget bisa kenal dia.. Anak yang paling muda tapi paling dewasa. Bukan dewasa sih, lebih tepatnya orangnya santai. gak terlalu memikirkan apa yang terjadi, walau aku tau masalah dia banyak banget. Orangnya tertutup, snagat tertutup. Gak banyak orang yang tau tentang dia. Bahkan aku yang tiap hari sama dia.
Diantara semua, dia orang yang paling aku hormati. Bukan karena usia, diliat dari sisi ini dia paling muda, tapi ya karena dia. Karena dia CLARA. Dia bukan hanya teman curhat yang baik. Dia ngerti banget ngadepin aku yang keras kepala. Dia tau bagaimana cara nenangin aku klo aku nangis. Bukan dengan sok empati tapi dengan caranya sendiri yang akhirnya bisa buat aku nurunin ego.
Sekarang dia lagi ulang tahun. Ditengah hubungan yang tak lagi seperti dulu, aku merendahkan diri meminta maaf atas jurang dalam yang terlanjur tercipta. Dengan hati penuh cintaku ucapkan Selamat ulang tahun, my sista.. Semua yang terbaik untukmu, tercapai segala mimpi dan cita.cita... Dan akhirnya aku mengakui AKU RINDU KAMU... Aku akan selalu SAYANG kamu... Walau tangan tak dapat bersentuh, doaku yang akan memelukmu dari jauh.. Ku harap kau selalu ingat itu.. :*