Translate

Sabtu, 17 Mei 2014

Adegan Tamparan dan Perubahan-perubahan Menurut Gue (Romlah-Fahmi Tukang Bubur Naik Haji The Series)

             

             Udah lama juga ya gue gak bahas kisah ini. Ya jujur sih karena emang gue juga udah loncat-loncat ngikutinnya, bahkan mungkin lebih sering nonton di youtube. Oke gak usah curhat. Kali ini gue mau bahas kejadian yang sampai saat ini masih hangat dibicarakan para pencinta Romlah di FP TBNH, apalagi kalau bukan adegan TAMPARAN. 2 X Tamparan... Lumayan sakit tuh pasti. Tapi lebih sakit disini!!! *TunjukHati.

              

            Kalau gue boleh jujur, adegan KDRT udah gue tebak bakal terjadi. Gak mungkin penulis sekaliber Pak Imam Tantowi sengaja menitikberatkan pada KDRT saat pembuatan perjanjian pra-nikah kalau gak ada maksud dan kelanjutan cerita. Semua pasti akan selalu berkesinambungan selama tidak terjadi hal-hal diluar kemampuan Pak Imam seperti perpindahan pemain yang sempat terjadi pada mama Fahmi dan akhirnya disiasati dengan pergantian pemain.

            Kalau berbicara tentang ketidakcocokan antara karakter Fahmi dengan profesinya sebagai psikiater handal, gue gak bisa menguraikannya secara panjang lebar. Udah banyak presepsi kemungkinan alasan mengapa terjadi hal ini yang diungkapkan para pencinta Romlah di FP TBNH. Menurut gue semua yang diungkapkan masuk akal, tinggal kita tunggu saja kepastian langsung dari adegan mereka.

            Nah, kita masuk ke topik utamanya, TAMPARAN. Gue bakal mencoba menganalisis alasan kenapa tamparan itu bisa terjadi dari persepsi gue. Disini gue keluar dari masalah adanya penyakit atau kelainan psikis dari Fahmi. Gue cuma akan bahas dia sebagai laki-laki normal yang sedang dihadapkan pada “Kekurangan”nya sendiri. Maaf ya buat Pak Imam, teh Nova dan Om Fathir kalo tebakan saya salah.. Saya hanya sedang sok oke aja sih hari ini.. hehehehehe..

Kalau diliat dari adegan setelah tamparan terutama tamparan kedua, Fahmi dan Romlah sama-sama merasa berada di pihak yang paling benar. Gue emang Loversnya Romlah & Nova serta Hatersnya Fahmi, cuma Fahmi bukan Fathir. Tapi gue disini mencoba netral dan gak membela siapapun. Baik dari tamparan pertama maupun kedua, menurut gue pemicunya cuma 1, Emosi, baik itu di pihak Fahmi maupun Romlah.

Selama ini sebagian besar bahkan mungkin semua penonton TBNH menyalahkan Fahmi akan kejadian ini terutama kaum perempuan dan ibu. Ya siapa juga sih yang gak kesel dan marah sama pelaku KDRT. Apapun alasannya, jelas yang namanya udah nyakitin perempuan itu salah dan pengecut. Tapi disini gue gak mau bahas itu, gue mau bahas hal yang mungkin dilupakan oleh kaum perempuan yang katanya “korban”.

Disini Romlah adalah Korban KDRT, tanpa pernah dia sadari, dia adalah pemicu dari KDRT itu sendiri. Kalau kalian gak percaya coba perhatikan baik-baik adegan tamparan pertama dan kedua.

 

Pada adegan tamparan pertama, kalimat terakhir dari Romlah sebelum ditampar adalah “Kamu pikir kamu siapa bisa bentak-bentak aku kayak gini?”. Lelaki mana yang gak marah dalam keadaan emosi disambut sama emosi juga oleh sang istri. Menurut gue, dalam kondisi apapun, seorang istri gak berhak melakukan ini. Masih menurut gue, seharusnya Fahmipun tidak harus sampai menampar Romlah. Akhirnya penilaian gue untuk tamparan pertama, 50:50 artinya keduanya salah.

Pada adegan kedua, ini lebih parah. Menurut gue kelakuan Romlah disini kebangetan. Oke, dia marah sama Fahmi, tapi yang namanya istri harus tetep hormat sama suami. Ini jangankan cium tangan, nengok aja enggak. Cuma salam trus ngeloyor mau masuk kamar. Ini jelas salah besar. Padahal dia tau klo Fahmi itu dalam keadaan emosi karena sebelumnya sempat di telpon dan marah-marah.

Ditambah kalimat terakhir dari Romlah sebelum ditampar adalah “…. Justru harusnya kamu yang ngomong sama mama kamu bahwa yang mandul itu kamu.”. Bayangin!!!!!! Bayangin kalau kalian diposisi Fahmi apa yang bakal kalian lakuin?. Kalau gue mungkin bakal ngelakuin hal yang sama. Masalahnya Fahmi saat itu lagi bingung sama kekagetan mamanya karena tau keadaan dia. Ini bukannya nenangin malah ngajak ribut. Emang sih keadaan Romlah kayak gitu dipicu sama adegan sebelumnya dimana mereka memang sedang bertengkar masalah siapa yang akan membicarakan keadaan Fahmi, tapi menurut gue tetep aja Romlah salah.

 

Sebagai seorang istri dia gak berhak berteriak dan membentak suami. Gue gak tau maksud dan tujuan adegan ini. Adegan kayak gini seolah-olah menggambarkan kalau emansipasi wanita akhirnya disalahgunakan. Romlah yang wanita karier, sukses dan kaya raya seolah-olah bertindak sejajar dengan suami. Dia tak menyadari kodratnya sebagai istri yang harus tunduk didepan suami selama gak menyalahi perintah Allah SWT dan suami adalah imam yang harus diikuti.

Sebenernya gue juga kaget sama perubahan sifat Romlah yang satu ini. Beratus-ratus episode gue ngikutin kisah dia, gak pernah sekejappun gue ngebayangin dia bakal bertindak kasar kayak gini. Jelas ini jauh, sangat jauh, berbeda sama gambaran karakter Romlah selama ini, dari mulai bersuami kardun sampai pacaran sama Raihan. Gue berpikir apa ini bisa-bisaan Pak Imam aja merubah karakter Romlah menjadi terkesan kurang ajar agar ada alasan KDRT terjadi?? Ya gak mungkin kan klo Romlah lembut kayak pas pacaran ama Raihan trus Fahmi nampar dia?? Itu mah Fahminya Saiko…

Kalian inget adegan RomRei berantem saat Raihan tau kalau Romlah adalah mantan istri Kardun? Disitu Raihan marah besar.. Ada kalimat dalam adegan tersebut seperti “… Bagaimana itu bisa terjadi? Kamu nikah dengan Kardun? Kamu jatuh cinta dengan dia? Kamu kasian liat dia, kamu menikah dengan dia. Kamu jatuh cinta kan sama dia?” Raihan menitikberatkan pada Romlah yang jatuh cinta pada Kardun lalu menikahinya.

Sedangkan Romlah menekan namun dengan nada pelan hanya menjawab “… Ini semua gak seperti kamu bayangin. Jadi kamu punya pikiran setelah aku nikah dengan Kardun aku kotor?” Kenapa dia gak bilang “Kamu pikir kamu siapa bisa nuduh aku macem-macem dan nilai aku kayak gini?”? Ya emang harus gue akuin cara Raihan dan Fahmi berbeda 180%, namun klo emang Romlah digambarkan emosian kepada siapapun saat dia merasa harga dirinya terinjak seharusnya dia marah besar pada Raihan karena sudah menuduh macem-macem. Ini lebih masuk akal karena posisi Raihan saat itu hanya pacar sehingga Romlah berhak melakukan apapun termasuk membentak Raihan. Kenapa tidak dia lakukan? Kenapa malah ke Fahmi yang berstatus suami?

Cinta… Romlah cinta ke Raihan sedangkan ke Fahmi enggak… Mungkin ini akan menjadi jawaban sebagian besar orang yang tau kisah ini, tapi permasalahannya kini bukan disitu. Ada perbedaan karakter dalam diri Romlah. Kedua adegan itu sama-sama menyentuh sisi sensitif Romlah. Kalau memang Romlah merasa harga dirinya terinjak-injak saat Fahmi marah dia memberi uang ke Kardun, kenapa dia gak marah saat dituduh macam-macam sebagai mantan istri Kardun? Tentu ini lebih menghina dibandingkan permasalahan dengan Fahmi.

Selama ini Romlah hanya akan marah ataupun bernada tinggi saat berhadapan dengan Kardun, dengan pak H. Muhidin yang notabene musuhnya juga pun Romlah gak pernah bicara kasar ataupun tinggi. Dia lebih suka menyindir halus. Kenapa dengan Fahmi, suami sah, dia perlakukan seperti Kardun? Seperti yang gue pernah bilang di tulisan sebelumnya, RF seperti RK kedua. Perubahan karakter Romlah lah yang sesungguhnya lebih buat gue bertanya-tanya dibandingkan dengan perubahan sikap Fahmi.

Dan gue lebih suka cara berantem RomRei bila dibandingkan dengan RF. *tetep. Gak pake nada tinggi, gak pake narik urat, gak pake nafas tersenggal.senggal karena cape teriak-teriak, gak pake melotot.melototan, tapi kita tau keduanya sedang dalam posisi emosi. Lebih elegan untuk seorang pengusaha sukses dan berpendidikan seperti Romlah. Tatapan Raihan pas marah aja masih bikin luluh. Aaaahhh apalagi setiap akhir adegan mereka yang so sweet. Gue kangen itu. Oke mulai ngaco……

Apapun ceritanya, gue yakin masih banyak banget orang yang menantikan kelanjutan kisah ini. Seperti gue selalu bilang, kisah Romlah merupakan kisah paling berwarna dan berliku di TBNH. Lagian menurut gue, kisah Romlah yang paling enak diapa-apain. Paling gampang dibuat konflik tanpa terpaku sama satu hal, gak kayak yang lain. Mudah-mudahan hal ini buat Pak Imam gak selalu ngegantungin kisah ini.

Namun apapun yang terjadi gue tetep ROMLAHLOVERS dan FAHMIHATERS… HAHAHAHAHA *NepukDada *Batuk