Udah lama juga ya gue gak bahas kisah ini. Ya jujur sih
karena emang gue juga udah loncat-loncat ngikutinnya, bahkan mungkin lebih
sering nonton di youtube. Oke gak usah curhat. Kali ini gue mau bahas kejadian
yang sampai saat ini masih hangat dibicarakan para pencinta Romlah di FP TBNH,
apalagi kalau bukan adegan TAMPARAN. 2 X Tamparan... Lumayan sakit tuh pasti.
Tapi lebih sakit disini!!! *TunjukHati.
Kalau gue boleh jujur, adegan KDRT udah gue tebak bakal
terjadi. Gak mungkin penulis sekaliber Pak Imam Tantowi sengaja menitikberatkan
pada KDRT saat pembuatan perjanjian pra-nikah kalau gak ada maksud dan
kelanjutan cerita. Semua pasti akan selalu berkesinambungan selama tidak
terjadi hal-hal diluar kemampuan Pak Imam seperti perpindahan pemain yang sempat
terjadi pada mama Fahmi dan akhirnya disiasati dengan pergantian pemain.
Kalau berbicara tentang ketidakcocokan antara karakter
Fahmi dengan profesinya sebagai psikiater handal, gue gak bisa menguraikannya
secara panjang lebar. Udah banyak presepsi kemungkinan alasan mengapa terjadi
hal ini yang diungkapkan para pencinta Romlah di FP TBNH. Menurut gue semua
yang diungkapkan masuk akal, tinggal kita tunggu saja kepastian langsung dari
adegan mereka.
Nah, kita masuk ke topik utamanya, TAMPARAN. Gue bakal
mencoba menganalisis alasan kenapa tamparan itu bisa terjadi dari persepsi gue.
Disini gue keluar dari masalah adanya penyakit atau kelainan psikis dari Fahmi.
Gue cuma akan bahas dia sebagai laki-laki normal yang sedang dihadapkan pada
“Kekurangan”nya sendiri. Maaf ya buat
Pak Imam, teh Nova dan Om Fathir kalo tebakan saya salah.. Saya hanya
sedang sok oke aja sih hari ini.. hehehehehe..
Kalau
diliat dari adegan setelah tamparan terutama tamparan kedua, Fahmi dan Romlah
sama-sama merasa berada di pihak yang paling benar. Gue emang Loversnya Romlah
& Nova serta Hatersnya Fahmi, cuma Fahmi bukan Fathir. Tapi gue
disini mencoba netral dan gak membela siapapun. Baik dari tamparan pertama
maupun kedua, menurut gue pemicunya cuma 1, Emosi, baik itu di pihak Fahmi maupun Romlah.
Selama
ini sebagian besar bahkan mungkin semua penonton TBNH menyalahkan Fahmi akan
kejadian ini terutama kaum perempuan dan ibu. Ya siapa juga sih yang gak kesel
dan marah sama pelaku KDRT. Apapun alasannya, jelas yang namanya udah nyakitin
perempuan itu salah dan pengecut. Tapi disini gue gak mau bahas itu, gue mau
bahas hal yang mungkin dilupakan oleh kaum perempuan yang katanya “korban”.
Disini
Romlah adalah Korban KDRT, tanpa pernah dia sadari, dia adalah pemicu dari KDRT
itu sendiri. Kalau kalian gak percaya coba perhatikan baik-baik adegan tamparan
pertama dan kedua.
Pada
adegan tamparan pertama, kalimat terakhir dari Romlah sebelum ditampar adalah
“Kamu pikir kamu siapa bisa bentak-bentak aku kayak gini?”. Lelaki mana yang
gak marah dalam keadaan emosi disambut sama emosi juga oleh sang istri. Menurut
gue, dalam kondisi apapun, seorang istri gak berhak melakukan ini. Masih
menurut gue, seharusnya Fahmipun tidak harus sampai menampar Romlah. Akhirnya penilaian
gue untuk tamparan pertama, 50:50 artinya keduanya salah.
Pada
adegan kedua, ini lebih parah. Menurut gue kelakuan Romlah disini kebangetan. Oke,
dia marah sama Fahmi, tapi yang namanya istri harus tetep hormat sama suami.
Ini jangankan cium tangan, nengok aja enggak. Cuma salam trus ngeloyor mau
masuk kamar. Ini jelas salah besar. Padahal dia tau klo Fahmi itu dalam keadaan
emosi karena sebelumnya sempat di telpon dan marah-marah.
Ditambah
kalimat terakhir dari Romlah sebelum ditampar adalah “…. Justru harusnya kamu yang
ngomong sama mama kamu bahwa yang mandul itu kamu.”. Bayangin!!!!!! Bayangin
kalau kalian diposisi Fahmi apa yang bakal kalian lakuin?. Kalau gue mungkin
bakal ngelakuin hal yang sama. Masalahnya Fahmi saat itu lagi bingung sama kekagetan
mamanya karena tau keadaan dia. Ini bukannya nenangin malah ngajak ribut. Emang
sih keadaan Romlah kayak gitu dipicu sama adegan sebelumnya dimana mereka
memang sedang bertengkar masalah siapa yang akan membicarakan keadaan Fahmi,
tapi menurut gue tetep aja Romlah salah.

Sebagai
seorang istri dia gak berhak berteriak dan membentak suami. Gue gak tau maksud
dan tujuan adegan ini. Adegan kayak gini seolah-olah menggambarkan kalau
emansipasi wanita akhirnya disalahgunakan. Romlah yang wanita karier, sukses
dan kaya raya seolah-olah bertindak sejajar dengan suami. Dia tak menyadari
kodratnya sebagai istri yang harus tunduk didepan suami selama gak menyalahi
perintah Allah SWT dan suami adalah imam yang harus diikuti.
Sebenernya
gue juga kaget sama perubahan sifat Romlah yang satu ini. Beratus-ratus episode
gue ngikutin kisah dia, gak pernah sekejappun gue ngebayangin dia bakal
bertindak kasar kayak gini. Jelas ini jauh, sangat jauh, berbeda sama gambaran
karakter Romlah selama ini, dari mulai bersuami kardun sampai pacaran sama
Raihan. Gue berpikir apa ini bisa-bisaan Pak Imam aja merubah karakter Romlah
menjadi terkesan kurang ajar agar ada alasan KDRT terjadi?? Ya gak mungkin kan
klo Romlah lembut kayak pas pacaran ama Raihan trus Fahmi nampar dia?? Itu mah
Fahminya Saiko…
Kalian
inget adegan RomRei berantem saat Raihan tau kalau Romlah adalah mantan istri
Kardun? Disitu Raihan marah besar.. Ada kalimat dalam adegan tersebut seperti
“… Bagaimana itu bisa terjadi? Kamu nikah dengan Kardun? Kamu jatuh cinta
dengan dia? Kamu kasian liat dia, kamu menikah dengan dia. Kamu jatuh cinta kan
sama dia?” Raihan menitikberatkan pada Romlah yang jatuh cinta pada Kardun lalu
menikahinya.
Sedangkan
Romlah menekan namun dengan nada pelan hanya menjawab “… Ini semua gak seperti
kamu bayangin. Jadi kamu punya pikiran setelah aku nikah dengan Kardun aku
kotor?” Kenapa dia gak bilang “Kamu pikir kamu siapa bisa nuduh aku macem-macem
dan nilai aku kayak gini?”? Ya emang harus gue akuin cara Raihan dan Fahmi
berbeda 180%, namun klo emang Romlah digambarkan emosian kepada siapapun saat
dia merasa harga dirinya terinjak seharusnya dia marah besar pada Raihan karena
sudah menuduh macem-macem. Ini lebih masuk akal karena posisi Raihan saat itu
hanya pacar sehingga Romlah berhak melakukan apapun termasuk membentak Raihan.
Kenapa tidak dia lakukan? Kenapa malah ke Fahmi yang berstatus suami?
Cinta…
Romlah cinta ke Raihan sedangkan ke Fahmi enggak… Mungkin ini akan menjadi
jawaban sebagian besar orang yang tau kisah ini, tapi permasalahannya kini
bukan disitu. Ada perbedaan karakter dalam diri Romlah. Kedua adegan itu
sama-sama menyentuh sisi sensitif Romlah. Kalau memang Romlah merasa harga
dirinya terinjak-injak saat Fahmi marah dia memberi uang ke Kardun, kenapa dia
gak marah saat dituduh macam-macam sebagai mantan istri Kardun? Tentu ini lebih
menghina dibandingkan permasalahan dengan Fahmi.
Selama
ini Romlah hanya akan marah ataupun bernada tinggi saat berhadapan dengan
Kardun, dengan pak H. Muhidin yang notabene musuhnya juga pun Romlah gak pernah
bicara kasar ataupun tinggi. Dia lebih suka menyindir halus. Kenapa dengan
Fahmi, suami sah, dia perlakukan seperti Kardun? Seperti yang gue pernah bilang
di tulisan sebelumnya, RF seperti RK kedua. Perubahan karakter Romlah lah yang
sesungguhnya lebih buat gue bertanya-tanya dibandingkan dengan perubahan sikap
Fahmi.
Dan
gue lebih suka cara berantem RomRei bila dibandingkan dengan RF. *tetep. Gak
pake nada tinggi, gak pake narik urat, gak pake nafas tersenggal.senggal karena
cape teriak-teriak, gak pake melotot.melototan, tapi kita tau keduanya sedang
dalam posisi emosi. Lebih elegan untuk seorang pengusaha sukses dan
berpendidikan seperti Romlah. Tatapan Raihan pas marah aja masih bikin luluh.
Aaaahhh apalagi setiap akhir adegan mereka yang so sweet. Gue kangen itu. Oke
mulai ngaco……
Apapun
ceritanya, gue yakin masih banyak banget orang yang menantikan kelanjutan kisah
ini. Seperti gue selalu bilang, kisah Romlah merupakan kisah paling berwarna
dan berliku di TBNH. Lagian menurut gue, kisah Romlah yang paling enak
diapa-apain. Paling gampang dibuat konflik tanpa terpaku sama satu hal, gak
kayak yang lain. Mudah-mudahan hal ini buat Pak Imam gak selalu ngegantungin
kisah ini.
Namun
apapun yang terjadi gue tetep ROMLAHLOVERS dan FAHMIHATERS… HAHAHAHAHA
*NepukDada *Batuk